Senin, 11 April 2011

TETAPAN KALORIMETER


TETAPAN KALORIMETER
Kalori didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air satu skala derajat Celcius atau Kelvin. Untuk mengukur kalor maka dipergunakan sebuah alat yang disebut kalorimeter, yang terdiri atas bejana yang dilengkapi dengan batang pengaduk dan termometer. Pada bejana diselimuti penyekat panas untuk mengurangi radiasi panas, seperti pada termos. Penggunaan kalorimetri yaitu mengetahui kapasitas panas suatu zat, kalor yang dilepas maupun yang diterima, maka untuk mengetahui suatu panas baiknya menggunakan kalorimeter ini. Kalorimeter banyak berbagai jenisnya bergantung dengan keadaan bahan dan kebutuhan pengguna kalorimeternya.
Setiap manusia merasakan panas atau kalor yang dipancarkan oleh bahan – bahan yang dapat menghasilkan panas. Contoh yang paling umum adalah kalor yang dipancarkan matahari ke tubuh kita. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi dapat diperoleh dengan cara mengolah energi. Contohnya usaha atau kerja dapat menghasilkan energi.
2.1 Kalor
Kalor adalah jumlah energi yang dipindahkan dari satu benda atau tubuh kepada benda lain akibat suatu perbedaan suhu diantara mereka. Kalor (Q) dinyatakan dalam satuan energi dalam Joule (J) menurut satuan SI. Kalor umumnya dinyatakan dalam satuan kalori (kal) yaitu satu kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 K atau 10C pada suhu kamar (293 K). perhatikan bahwa 1 kal = 4,2 J. Apabila istilah kalori ditulis dengan huruf besar, yang dimaksud adalah kilokalori. Jadi, perusahaan makanan dan ahli gizi rumah sakit memakai 5 kalori yang arti sebenarnya adalah 5 kilokalori (5 kkal) atau 5000 kalori.
Kapasitas kalor adalah jumlah energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sejumlah zat tertentu sebesar 1 K atau 10C. Jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat yang diketahui dari sembarang suhu awal (Ti) sampai sembarang suhu akhir (Tf) dapat ditentukan melalui pemahaman persamaan kalor :
Q (kalor) = m . C . ΔT
m adalah massa benda, c adalah kapasitas kalor spesifik dari zat tertentu, dan ΔT adalah perubahan suhu.
Kapasitas kalor spesifik dari suatu zat adalah kapasitas kalor per satuan massa (yakni, jumlah kalor yang harus ditambahkan pada 1 gram zat itu untuk menaikkan temperatur sebesar 1 K atau 10C). Kalor spesifik adalah jumlah kalor dalam kalori yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 10C. Penting untuk mengetahui nilai kalor spesifik dari air dan es (berturut – turut 1,0 dan 0,5 kal/gr 0C).
(Bresnick, Stephen, 2002).
Panas juga merupakan salah satu bentuk energi, dan perubahan bentuk akibat panas akan sama dengan yang diakibatkan oleh kerja. Sebagaimana, tarikan gravitasi, potensial listrik, panas juga mengalir dari temperatur yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, kecuali jika kerja dilakukan terhadap sistem.
Tanda yang digunakan disini yaitu Q (panas) adalah positif jika panas diabsorbsi oleh sistem dari sekelilingnya, dan negatif jika panas dilepaskan dari sistem ke sekelilingnya. Kesamaan lainnya dengan kerja panas yang diserap atau dilepaskan juga tergantung pada jalannya sistem.
Kapasitas panas molar adalah kapasitas panas dari 1 mol zat, dan panas spesifik adalah kapasitas panas per gram zat,
C = n  = w c’
Dimana n merupakan jumlah mol, w merupakan berat zat,  adalah kapasitas panas molar dan c’ adalah kapasitas panas spesifik. Q adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur zat sebesar ΔT derajat. Panas dapat diserap pada volume konstan ataupun pada tekanan konstan. Kedua kapasitas panas dapat didefinisikan sebagai
Dimana Cp dan Cv adalah kapasitas panas pada tekanan konstan dan volume konstan. (Dogra, S.K. dan Dogra, S, 1990).

2.2 Kalorimetri
Alat yang penting untuk mengukur ΔV adalah kalorimeter dan adiabatik. Perubahan temperatur ΔT dari kalorimeter yang dihasilkan dari reaksi sebanding dengan energi yang dibebaskan atau diserap sebagai kalor. Oleh karena itu, dengan mengukur ΔT dapat ditentukan Qv sehingga dapat diketahui ΔV. Konversi dari ΔT menjadi qv tidak bisa lepas dari kapasitas kalor C dari kalorimeter. C adalah koefisien perbandingan antara energi yang diberikan sebagai kalor dari kenaikan temperatur yang disebabkannya.
q = C x ΔT
Untuk mengukur C dialirkan arus listrik melalui pemanas dalam kalorimeter dan ditentukan kerja listrik yang dilakukan padanya. (Atkins, P.W., 1999).

2.3 Mekanisme Perpindahan Kalor
Kalor ditransfer dari satu daerah atau benda ke daerah atau benda lain melalui mekanisme dasar berikut ini.
Konvensi merupakan gerakan bagian suatu sistem secara nyata dari suatu daerah bersuhu tinggi ke suatu daerah bersuhu rendah. Proses ini terjadi baik pada gas maupun zat cair. Contoh – contoh proses ini meliputi gerakan kantong udara panas dalam sebuah pemanas gas atau dilangit.
Konduksi merupakan perpindahan energi termal tanpa gerakan makroskopik dari medium yang membawa kalor. Jadi, seperti bunyi dan listrik, konduksi kalor membutuhkan kontak antar – molekul disekitarnya dan transfer energi dari molekul ke molekul. Kalor konduksi berbanding lurus dengan luas permukaan sumber kalor dan perbedaan suhu antara lokasi sumber dan resipien. Konduksi kalor berbanding terbalik dengan jarak dari sumber (yakni, makin jauh jarak Anda dari sumber kalor, makin sedikit kalor yang ditransmisikan kepada Anda). Contoh – contohnya meliputi perpindahan kalor melewati suatu alat panggang besi yang panas, mengelilingi wajan, atau ke atas gagang sendok sup.
Elektromagnetik (EM). Berbeda dengan konveksi dan konduksi, radiasi dapat mentranmisi energi kalor melalui ruang hampa. Segala bentuk radiasi EM mempunyai energi yang berkaitan dengannya, demikian pula energi kalor. Contoh – contohnya meliputi gelombang mikro, cahaya ultraviolet, sinar – X, dan sinar gamma yang mematikan. Kalor radiasi sebanding dengan luas permukaan emisi (A), beberapa konstanta dan dengan T4 (T dalam satuan K). (Bresnick, Stephen, 2002).
TETAPAN KALORIMETER
Kalori didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air satu skala derajat Celcius atau Kelvin. Untuk mengukur kalor maka dipergunakan sebuah alat yang disebut kalorimeter, yang terdiri atas bejana yang dilengkapi dengan batang pengaduk dan termometer. Pada bejana diselimuti penyekat panas untuk mengurangi radiasi panas, seperti pada termos. Penggunaan kalorimetri yaitu mengetahui kapasitas panas suatu zat, kalor yang dilepas maupun yang diterima, maka untuk mengetahui suatu panas baiknya menggunakan kalorimeter ini. Kalorimeter banyak berbagai jenisnya bergantung dengan keadaan bahan dan kebutuhan pengguna kalorimeternya.
Setiap manusia merasakan panas atau kalor yang dipancarkan oleh bahan – bahan yang dapat menghasilkan panas. Contoh yang paling umum adalah kalor yang dipancarkan matahari ke tubuh kita. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi dapat diperoleh dengan cara mengolah energi. Contohnya usaha atau kerja dapat menghasilkan energi.
2.1 Kalor
Kalor adalah jumlah energi yang dipindahkan dari satu benda atau tubuh kepada benda lain akibat suatu perbedaan suhu diantara mereka. Kalor (Q) dinyatakan dalam satuan energi dalam Joule (J) menurut satuan SI. Kalor umumnya dinyatakan dalam satuan kalori (kal) yaitu satu kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 K atau 10C pada suhu kamar (293 K). perhatikan bahwa 1 kal = 4,2 J. Apabila istilah kalori ditulis dengan huruf besar, yang dimaksud adalah kilokalori. Jadi, perusahaan makanan dan ahli gizi rumah sakit memakai 5 kalori yang arti sebenarnya adalah 5 kilokalori (5 kkal) atau 5000 kalori.
Kapasitas kalor adalah jumlah energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sejumlah zat tertentu sebesar 1 K atau 10C. Jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat yang diketahui dari sembarang suhu awal (Ti) sampai sembarang suhu akhir (Tf) dapat ditentukan melalui pemahaman persamaan kalor :
Q (kalor) = m . C . ΔT
m adalah massa benda, c adalah kapasitas kalor spesifik dari zat tertentu, dan ΔT adalah perubahan suhu.
Kapasitas kalor spesifik dari suatu zat adalah kapasitas kalor per satuan massa (yakni, jumlah kalor yang harus ditambahkan pada 1 gram zat itu untuk menaikkan temperatur sebesar 1 K atau 10C). Kalor spesifik adalah jumlah kalor dalam kalori yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 10C. Penting untuk mengetahui nilai kalor spesifik dari air dan es (berturut – turut 1,0 dan 0,5 kal/gr 0C).
(Bresnick, Stephen, 2002).
Panas juga merupakan salah satu bentuk energi, dan perubahan bentuk akibat panas akan sama dengan yang diakibatkan oleh kerja. Sebagaimana, tarikan gravitasi, potensial listrik, panas juga mengalir dari temperatur yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, kecuali jika kerja dilakukan terhadap sistem.
Tanda yang digunakan disini yaitu Q (panas) adalah positif jika panas diabsorbsi oleh sistem dari sekelilingnya, dan negatif jika panas dilepaskan dari sistem ke sekelilingnya. Kesamaan lainnya dengan kerja panas yang diserap atau dilepaskan juga tergantung pada jalannya sistem.
Kapasitas panas molar adalah kapasitas panas dari 1 mol zat, dan panas spesifik adalah kapasitas panas per gram zat,
C = n  = w c’
Dimana n merupakan jumlah mol, w merupakan berat zat,  adalah kapasitas panas molar dan c’ adalah kapasitas panas spesifik. Q adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur zat sebesar ΔT derajat. Panas dapat diserap pada volume konstan ataupun pada tekanan konstan. Kedua kapasitas panas dapat didefinisikan sebagai
Dimana Cp dan Cv adalah kapasitas panas pada tekanan konstan dan volume konstan. (Dogra, S.K. dan Dogra, S, 1990).

2.2 Kalorimetri
Alat yang penting untuk mengukur ΔV adalah kalorimeter dan adiabatik. Perubahan temperatur ΔT dari kalorimeter yang dihasilkan dari reaksi sebanding dengan energi yang dibebaskan atau diserap sebagai kalor. Oleh karena itu, dengan mengukur ΔT dapat ditentukan Qv sehingga dapat diketahui ΔV. Konversi dari ΔT menjadi qv tidak bisa lepas dari kapasitas kalor C dari kalorimeter. C adalah koefisien perbandingan antara energi yang diberikan sebagai kalor dari kenaikan temperatur yang disebabkannya.
q = C x ΔT
Untuk mengukur C dialirkan arus listrik melalui pemanas dalam kalorimeter dan ditentukan kerja listrik yang dilakukan padanya. (Atkins, P.W., 1999).

2.3 Mekanisme Perpindahan Kalor
Kalor ditransfer dari satu daerah atau benda ke daerah atau benda lain melalui mekanisme dasar berikut ini.
Konvensi merupakan gerakan bagian suatu sistem secara nyata dari suatu daerah bersuhu tinggi ke suatu daerah bersuhu rendah. Proses ini terjadi baik pada gas maupun zat cair. Contoh – contoh proses ini meliputi gerakan kantong udara panas dalam sebuah pemanas gas atau dilangit.
Konduksi merupakan perpindahan energi termal tanpa gerakan makroskopik dari medium yang membawa kalor. Jadi, seperti bunyi dan listrik, konduksi kalor membutuhkan kontak antar – molekul disekitarnya dan transfer energi dari molekul ke molekul. Kalor konduksi berbanding lurus dengan luas permukaan sumber kalor dan perbedaan suhu antara lokasi sumber dan resipien. Konduksi kalor berbanding terbalik dengan jarak dari sumber (yakni, makin jauh jarak Anda dari sumber kalor, makin sedikit kalor yang ditransmisikan kepada Anda). Contoh – contohnya meliputi perpindahan kalor melewati suatu alat panggang besi yang panas, mengelilingi wajan, atau ke atas gagang sendok sup.
Elektromagnetik (EM). Berbeda dengan konveksi dan konduksi, radiasi dapat mentranmisi energi kalor melalui ruang hampa. Segala bentuk radiasi EM mempunyai energi yang berkaitan dengannya, demikian pula energi kalor. Contoh – contohnya meliputi gelombang mikro, cahaya ultraviolet, sinar – X, dan sinar gamma yang mematikan. Kalor radiasi sebanding dengan luas permukaan emisi (A), beberapa konstanta dan dengan T4 (T dalam satuan K). (Bresnick, Stephen, 2002).

Kamis, 17 Maret 2011

Kepemimpinan Guru dalam Pendidikan


Kepemimpinan Guru dalam Pendidikan
Kepemimpinan guru dalam pendidikan amat berpengaruh dalam menghasilkan out put yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik. Sekarang ini, kiprah guru sebagai teladan seolah luluh oleh keegoisan anak didik, pengaruh kemajuan teknologi, dan juga keapatisan guru. Andaikata setiap guru menjalankan lima jenis kepemimpinan dalam pendidikan, maka guru akan menjadi pahlawan abadi di hati anak didik.
Lima hal yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin pendidikan yaitu menjadi pemimpin yang disukai, dipercaya, mampu membimbing, berkepribadian, serta abadi sepanjang zaman. Ki
Hajar Dewantara merupakan salah satu contoh sosok yang berdedikasi sebagai guru, pendidik, pembimbing dan pejuang yang hingga hari ini terus terpatri dan abadi di masyarakat Indonesia.
Sebagai sosok yang disukai dan menyukai siswa, seorang guru secara fisik hendaknya bisa menyenangkan hati siswa. Ini bisa dimulai dari cara berpakaian, berbicara, dan tidak pelit bercanda ria. Kadang juga perlu bagi seorang guru untuk berbagi cerita dengan siswa sehingga tidak ada jarak antar keduanya. Meski guru juga tetap bersikap hati-hati dan tetap arif dalam menempatkan diri sebagai orang tua kedua siswa.
Sebagai sosok yang mampu dipercaya atau amanah, seorang guru harus memberi materi pembelajaran secara benar. Sebab perkataan seorang guru ibarat senjata bagi siswa yang akan dibawanya sepanjang umur. Untuk menumbuhkan sikap saling percaya, guru harus menempatkan siswa sebagai sosok yang memiliki kemampuan. Tugas guru adalah menggali serta mengembangkan potensi itu agar menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Menghargai kerja keras dalam proses belajar-mengajarnya dan siswa pun merasa dihargai dan dipercaya sehingga menimbulkan kepercayaan pada sosok gurunya. Adapun sikap yang dikembangkan berupa pemberian tanggung jawab, memperbaiki kesalahan siswa dan selalu menggali kemampuan yang dimiliki siswa dengan memperhatikan perbedaan kemampuan masing-masing siswanya.
Selain dapat dipercaya, guru juga sebagai motivator yaitu guru harus mampu membimbing dan memberi semangat siswa-siswinya dalam meraih sukses. Bersikap loyal dalam meningkatkan kualitas belajar siswanya, memaksimalkan strategi pembelajaran, menggunakan media dan sumber yang ada, serta mendorong siswa dalam semua kegiatan sehingga siswa lebih percaya diri dalam meraih asanya.
Dengan demikian sosok guru sebagai pembimbing dan motivator sangat berperan untuk kemajuan pendidikan, sikap memberi dan mendahulukan kepentingan siswa/ umum menjadi teladan dalam prilaku akan menjadikan panutan pengikut-pengikutnya atau siswa-siswi itu dengan sendirinya.Dalam pembelajaran di kelas jangan sungkan-sungkan memberikan pujian,penghargaan untuk merangsang kemajuan belajarnya sampai siswa itu benar-benar merasa berharga dan bermanfaat baik bagi dirinya maupun teman-temanya. Jika mereka melakukan kesalahan arahkan dengan bijak.
Sebagai guru harus jeli, apa yang diinginkan anak didiknya dan tidak pelit terhadap nasehat. Tumbuhkan impian suksesnya dan kembangkan rasa percaya diri dan keberaniannya. Selain itu pemimpin yang hampir sempurna adalah pemimpin yang berkepribadian yang baik (akhlakhul karimah ) maka guru yang diharapkan adalah pribadi yang mampu mengenal dirinya sendiri karena dengan mengenal kekuranga-kekuranganya pasti kita akan mampu memperbaiki nya dan menyadarinya sehingga mau menerima masukan atau kritikan, terus belajar dan mengenal kelebihan dirinya dan mampu mentransperkan ilmunya kepada anak didiknya sehingga generasi kita akan lebih baik dan sukses karena guru telah mampu menyaring dan memberikan yang terbaik untuk kehidupanan masa depan siswa-siswinya.
Menahan hawa nafsu juga tak kalah penting dalam mewujudkan guru yang berkepribadian baik, bersikap demokratis, tidak sewenang-wenang karena merasa lebih pintar, lebih tua, dan berpengalaman. Kadang-kadang guru tidak mau dikritik atau pun belajar.
Guru yang abadi adalah guru yang mampu diingat sepanjang masa oleh siswa-siwinya, diukir dalam sanubarinya sampai dia dewasa. Bila siswa-siswi kita selalu mengingat, meneladani dan melaksanakan petuah serta berhasil dalam akademik, berarti siswa itu sudah mengenang dan mengabadikan gurunya. pembelajaran yang dilakukuan dikelas semasa kecilnya terukir abadi di hatinya.sikap abadi ini menunjukan adanya penyatuan dari gabungan sikap-sikap yang telah diterimanya selama ini baik secara intelegensi atau pun emosinya.dengan demikian guru sebaiknya memilki 5 tahapan tersebut dan bila kita sudah mampu melakukanya insyaalah kita akan menjadi guru yang abadi dihati siswa-siswinya.
Bila guru sudah mampu meraih kelima jenis tahapan kepemimpinan pendidikan tersebut maka guru tersebut akan mampu menciptakan generasi penerus yang sehat, berintelektual dan memiliki emosi yang baik sehingga prestasi akan mudah diraih karena pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan dan kelebihan. Hanya saja guru sebaiknya dapat mengasah dan membantu mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya sampai anak dapat meraih impian dan cita-citanya sesuai dengan perkembangannya. Maka jadilah guru sebagai pemimpin pendidikan yang disukai, dipercaya, didengar bimbinganya, diteladani kepribadianya dan dikenang sepanjang nafasnya. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025069-kepemimpinan-guru-dalam-pendidikan/
Guru. Sejak dulu penulis sering kali mendengar bahwa kata ‘guru’ merupakan singkatan dari gugu dan tiru. Lalu penulis juga seringkali mendengar alasan seseorang menjadi guru adalah suatu panggilan hidup.
Tapi, apakah makna-makna dari kata ‘guru’ yang  sebelumnya penulis ungkapkan, masih relevan dengan kenyataan yang ada dalam dunia pendidikan saat ini?
Belum genap tiga tahun penulis belajar untuk berperan sebagai guru. Penulis pun menyadari, masa yang singkat itu belum cukup memadai untuk bisa menuangkan sepenggal pengalaman seorang guru dalam sebuah tulisan.
Suatu ketika penulis pernah merenungkan mengenai peran yang digeluti hampir tiga tahun belakangan ini. Kemudian memori penulis pun kembali menyadarkan bahwa salah satu cita-cita saat masih duduk di Sekolah Dasar adalah menjadi seorang guru. Ketika itu penulis melihat bahwa seorang guru adalah seorang yang sangat hebat karena mengetahui banyak hal. Guru pun bisa membuat penulis tidak kehilangan figur orangtua ketika menuntut ilmu di sekolah.
Namun kini, saat penulis terjun langsung dalam dunia pendidikan kemudian mendapat peran sebagai seorang guru dan juga peran lain yang banyak bersentuhan dengan para guru, penulis pun mempertanyakan kembali hakikat di balik peran tersebut.
Guru, sebuah peran yang membuat seseorang menjadi figur teladan bagi anak-anak didiknya, bahkan bagi masyrakat sekitar tempat ia tinggal, kadang sulit untuk kita temukan di masa sekarang ini.
Guru, yang sering dikatakan sebagai panggilan hidup seseorang, sehingga ia rela untuk bergelut dalam lika-liku dunia pendidikan, kadang membuat hidupnya tidak “hidup” lagi, karena pada akhirnya hanya dimaknai melalui kaca mata lahiriah, yaitu sebagai pengguguran tanggung jawab dan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Suatu kali pernah seorang siswa bercerita kepada penulis dengan raut wajah yang tidak seceria seperti biasanya. Ia merasa tersudutkan tatkala harus mengerjakan susulan tes di sebuah ruang guru, lalu kemudian para guru membicarakan tentang masalah yang terjadi di kelas siswi ini. Saat itu, siswi tersebut juga dipersalahkan atas masalah yang terjadi di kelasnya, karena ia menjabat sebagi ketua kelas. Kita bisa bayangkan bagaimana perasaan siswi itu, padahal ia harus memeras otaknya untuk mengerjakan susulan tes.
Hal penting yang juga sering dilakukan guru adalah memberikan label terhadap anak didiknya, atau membanding-bandingkan antara siswa yang satu dengan yang lain. Tidak jadi masalah jika label yang diberikan adalah label-label positif sehingga mengangkat harga diri anak. Namun yang terjadi adalah pelabelan negatif seperti tukang ribut, tukang nyontek, tukang telat, dan lainnya. Hal ini malah akan memperkuat perliaku negatif anak yang mungkin saat itu hanya muncul sekali. Bahkan lebih parahnya, jika anak sebelumnya tidak berperilaku negatif seperti apa yang dilabelkan, akan membuat anak menampilkan sesuai label yang disandangnya.
Ada satu anak yang awalnya bersikap wajar terhadap salah satu peljaran, dan ia bisa memahami pelajaran tersebut. Namun suatu ketika guru yang bersangkutan memberikan label yang negatif dan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati si anak. Setelah kejadian tersebut, anak itu jadi sulit untuk tetap bisa mngikuti pelajaran tadi dengan baik karena memendam kebencian terhadap guru yang mengajar.
Pembandingan yang terkadang dilakukan oleh guru, baik antar siswa maupun antar kelas, juga membuat aanak didik kita tumbuh dan berkembang kurang optimal. Hal ini disebabkan mereka terkungkung dalam kondisi yang tanpa disadari diciptakan oleh para pendidik mereka.
Jika kita, para guru atau pendidik, mau berkaca tentang kepantasan kita menyandang peran tersebut, maka  kaca terbaik adalah kondisi anak-anak didik kita sehari-hari.
Bila kita menjumpai ada anak-anak didik kita berkata-kata kasar, berperilaku negatif, tidak jujur, pemberontak, menyakiti hati temannya, memfitnah maupun menjatuhkan temannya, tidak bisa menghargai sesamanya bahkan gurunya, maka yang harus kita lakukan pertama kali adalah bertanya kepada hati kita ”apakah kita melakukan hal yang serupa?”. Jangan heran jika  di masa sekarang kita bisa melihat anak-anak didik berunjuk rasa, karena mereka pun menyaksikan para pendidik mereka berunjuk rasa di jalan.
Saat ini sepertinya bukan saatnya lagi guru harus dianggap sebagai sosok yang sangat berkuasa dan harus ditakuti oleh anak-anak didiknya di sekolah. Seandainya kita mau memperluas samudera pengertian mengenai anak-anak didik kita, maka kita akan menemukan bahwa mereka adalah anak-anak yang butuh disayangi, dijadikan sebagai teman, dan dianggap ada oleh para pendidiknya, yaitu guru dan orangtua. Kalaupun mereka melakukan sesuatu yang kita anggap kurang tepat, ajak mereka untuk bisa mengembangkan potensi dalam memperbaikinya, bukan dengan menghakiminya. Kita sudah selayaknya lebih bersikap bijaksana dan dewasa, karena secara usia dan pengalaman, kita jelas memiliki jumlah yanng lebih banyak dari anak-anak didik kita.
Saat kita memutuskan berangkat dari rumah untuk  memberikan pencerahan kepada anak-anak didik kita di sekolah, pastikanlah kondisi kita dalam kondisi yang positif dan dengan hati serta niat yang suci. Dengan begitu, pencerahan yang nanti kita berikan akan bisa diterima dengan baik oleh anak-anak didik kita tercinta.
Pendidikan tidak hanya tentang memindahkan ilmu dari kepala kita ke dalam kepala mereka. Tapi juga mengenai bagaimana kita berinteraksi, memberikan teladan yang baik, serta membentuk pribadi anak-anak didik kita menjadi pribadi yang mulia. Sang Maha Mulia pada akhirnya akan meminta pertangungjawaban kita terhadap apa yang telah kita berikan terhadap anak-anak didik kita, serta perubahan apa yang telah kita lakukan terhadap mereka.
Penyebutan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, benar adanya. Meskipun ada balas jasa yang ia terima, tidak akan cukup membayar jerih payahnya dalam mendidik anak-anak didiknya menjadi pribadi yang mulia. Namun Sang Maha Pengasih tidak pernah salah menghitung tiap amal hamba-Nya.
Tapi bukan berarti istilah pahlawan tanpa tanda jasa mengijinkan mereka yang berwenang bisa berlaku semaunya terhadap para pahlawan ini. Karena mereka pun seorang manusia, yang perlu dimanusiakan dan dianggap ada. Jadi meskipun pada awalnya para pahlawan tersebut berangkat dengan niat yang tulus, namun dalam perjalanannya ada tuntutan-tuntutan hidup yang terkadang sedikit mengotori niat tulus itu. Dengan demikian perlu ada saling empati, pengertian, respek, serta kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, jika kita ingin membentuk manusia yang mulia. Penulis jadi teringat perkataan salah seorang teman, ”Guru bukanlah segalanya, namun segalanya berawal dari guru”.
Terima kasih penulis haturkan kepada para guru yang telah terlibat dalam kehidupan penulis hingga saat ini. Syukur kupanjatkan pula pada Engkau Yang Maha Menguasai Ilmu, atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis bisa bersentuhan dengan dunia pendidikan.

TERJADINYA PENYAKIT KANKER


TERJADINYA PENYAKIT KANKER
BAGAIMANA TERJADINYA KANKER
Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. Juga sering disebutkan bahwa Kanker adalah suatu penonjolan atau pertumbuhan tidak wajar yang dapat terjadi pada setiap bagian tubuh.
Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh.
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Dalam suatu proses dimana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas, pada akhirnya DNA dari sel tersebut akan mengalami perubahan.
Perubahan dalam bahan genetik sel sering sulit ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari adanya suatu perubahan dalam ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu.
Misalnya suatu kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia ditemukan pada sekitar 80% penderita leukemia mielositik kronik.
Perubahan genetik juga telah ditemukan dalam tumor otak dan kanker usus besar, payudara, paru-paru dan tulang.
Mungkin diperlukan serangkaian perubahan kromosom untuk terjadinya kanker.
Penelitian pada poliposis familial usus besar (kelainan usus herediter berupa pertumbuhan polip yang berubah menjadi ganas), telah membawa kita kepada suatu dugaan bagaimana hal ini terjadi pada kanker usus besar.
Lapisan usus besar yang normal mulai tumbuh secara aktif (hiperproliferasi), karena sel-selnya tidak lagi memiliki gen penekan pada kromosom 5 yang dalam keadaan normal mengendalikan pertumbuhan lapisan tersebut.
Selanjutnya perubahan yang ringan dalam DNA mempermudah terbentuknya adenoma (tumor jinak).
Gen lainnya (onkogen RAS) menyebabkan adenoma tumbuh lebih aktif.
Hilangnya gen penekan pada kromosom 18 selanjutnya akan merangsang adenoma dan pada akhirnya hilangnya gen pada kromosom 17 akan merubah adenoma yang jinak menjadi kanker.
Perubahan tambahan lainnya bisa menyebabkan kanker menyebar luas ke seluruh tubuh (metastase).
Pada saat sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan sering dapat merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu kanker.
Kanker cenderung terjadi jika sistem kekebalan tidak berfungsi secara normal, seperti yang terjadi pada penderita .AIDS, orang-orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dan pada penyakit autoimun tertentu.
Tetapi sistem kekebalan tidak selalu efektif, kanker dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.
Karsinogen : Bahan Kimia Yg Dapat Menyebabkan Kanker
Bahan Kimia
Jenis Kanker
Arsen
Paru-paru
Asbes
Paru-paru, pleura
Amin aromatik
Kandung kemih
Benzen
Leukemia
Krom
Paru-paru
Nikel
Paru-paru, sinus hidung
Vinil klorida
Hati
Alkohool
Kerongkongan, mulut, tenggorokan
Sirih
Mulut, tenggorokan
Tembakau
Kepala, leher, paru-paru, kerongkongan, kandung kemih
Agen alkilating
Leukemia, kandung kemih
Dietilstilbestrol
Hati, vagina (jika pemaparan terjadi sebelum lahir)
Oksimetolon
Hati
Torotras
Pembuluh darah
FAKTOR RESIKO KANKER
Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Salah satu yang penting adalah riwayat keluarga. Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Misalnya resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga.
Wanita dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80-90% untuk menderita kanker payudara dan 40-50% untuk menderita kanker indung telur.
Para peneliti telah menemukan bahwa 1% dari wanita Yahudi Ashkenazi memiliki mutasi gen ini.
Kanker lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.
Kelainan kromosom meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Misalnya seseorang dengan sindroma Down, yang memiliki 3 buah kromosom 21, memiliki resiko 12-20 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia akut.
Sejumlah faktor lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Salah satunya yang paling penting adalah merokok sigaret. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan kandung kemih.
Pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan kanker kulit.
Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar X, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Misalnya orang yang selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya leukemia.
Pemaparan oleh uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian, resiko semakin tinggi jika para penambang juga merokok.
Pemaparan jangka panjang terhadap radiasi ionisasi mempengaruhi seseorang untuk menderita kanker sel darah, termasuk leukemia akut.
Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan.
Diet tinggi serat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar.
Diet yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.
Mengurangi lemak sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar, payudara dan protat.
Peminum alkohol memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.
Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan bahan kimia lainnya banyak yang dicurigai sebagai penyebab kanker.
Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah beberapa tahun kemudian.
Misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker pleura).
Resiko ini akan lebih besar jika pekerja asbes juga adalah seorang perokok sigaret.
Resiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang.
Resiko terjadinya kanker usus besar dan payudara di Jepang adalah rendah, tetapi resiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika dan pada akhirnya akan memiliki resiko yang sama besarnya dengan penduduk Amerika lainnya.
Orang Jepang memiliki angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi; tetapi pada orang Jepang yang lahir di Amerika angka ini lebih rendah.
Variasi geografik dalam resiko kanker ini agaknya melibatkan banyak faktor, yaitu gabungan dari genetik, makanan dan lingkungan.
Beberapa virus menyebabkan kanker pada manusia dan virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker.
Virus papilloma yang menyebabkan kutil genitalis agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
Virus sitomegalo menyebabkan sarkoma Kaposi.
Virus hepatitis B bisa menyebabkan kanker hati, meskipun karsinogen ataupun promotornya tidak diketahui.
Di Afrika, virus Epstein-Barr menyebabkan limfoma Burkitt, sedangkan di Cina virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Jelas terlihat, bahwa beberapa faktor tambahan (lingkungan atau genetik), diperlukan untuk terjadinya kanker yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.
Beberapa virus retro manusia, misalnya virus HIV, menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.
Infeksi oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Tetapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.

PROSES TERBENTUKNYA KANKER

Kanker adalah penyakit yang ditakuti karena keganasannya. Namun, kanker bukanlah penyakit yang terjadi dalam waktu singkat. Perlu proses yang cukup panjang untuk merubah sel normal menjadi sel kanker. Dengan mengetahui proses pembentukannya dan faktor-faktor yang memicunya, diharapkan kamu bisa melakukan pencegahan.
Tubuh kita terdiri badan dan anggota badan yang dihubungkan oleh pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh limfa. Anggota badan tersusun dari sel-sel yang berukuran sangat kecil ( seperseratus mili meter ), yang memiliki bentuk hampir sama, namun memiliki fungsi yang berbeda.

Seperti sel darah putih, yang berfungsi melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah merah, berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Keping darah berfungsi untuk membekukan darah supaya tidak terjadi pendarahan.

Didalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah inti sel yang berisi gen atau DNA. DNA adalah materi genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan. Kanker berasal dari satu sel gen yang mengalami kerusakan.

Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker.

C:\Users\Toshiba\Documents\pelarut organik\mengetahui-proses-terbentuknya-kanker_files\tahap%20kanker.JPG
Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker ( oncogen ), gen penekan tumor ( tumor suppressor gen ), dan gen yang bertugas memperbaiki gen yang rusak, yaitu repair gen. Bila salah satu dari gen tersebut mengalami kerusakan, maka bisa menjadi kanker.

Kerusakan pada materi gen atau biasa disebut sebagai mutasi gen dapat terjadi melalui beberapa cara, baik internal maupun eksternal.

Faktor Internal

Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang baru.

Merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini.

Bila seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gadisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih dulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel genetika yang salah, memang lebih beresiko terkena kanker daripada yang tidak memiliki mutasi gen yang salah.

Faktor mutasi gen secara internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan oleh faktor eksternal. Jadi, sekalipun tidak 100%, sebenarnya kanker dapat kita cegah atau hindari dangan menghindari faktor eksternal.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat merusak gen adalah virus, polusi udara, makanan, radiasi, dan berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditambahkan pada makanan, maupun bahan kimia yang berasal dari polusi.

Bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan, seperti pengawet dan pewarna makanan.

Cara memasak juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya. Daging atau ikan yang dipanggang hingga gosong, mengandung zat kimia seperti benzo-a-piren, amin heterosoklik, dioxin, dll.

Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya racun aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati.

Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi sel kanker.

Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih berbahaya bagi tubuh, yaitu senyawa yang bersifat radikal atau korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada sel
Setiap benjolan yang keras, tidak sakit dan tumbuh perlahan-lahan pada salah satu bagian tubuh, kemungkinan besar merupakan kanker. Penyakit ini berbahaya dan sering kali memerlukan operasi/pembedahan oleh para medis.
Ketika mengetahui salah seorang anggota keluarga menderita kanker, sebaiknya tidak usah terlalu panik karena penyakit ini sama halnya dengan penyakit lain.
Ada sekitar 100 tipe kanker, dari stadium rendah yang bisa disembuhkan ataupun stadium lanjut yang membutuhkan perawatan insentif. Nama kanker berdasarkan organ atau sel tipe apa yang terkena kanker.
A.      Penyebab Kanker 
Penyakit kanker berhubungan erat dengan kondisi sel, unit dasar kehidupan manusia. Untuk mengetahui kanker, harus diketahui terlebih dahulu apa yang terjadi pada sel normal hingga menjadi sel kanker.   
Tubuh terdiri dari banyak sel. Masing-masing sel tumbuh dan mati dan dikontrol oleh suatu sistem rumit sehingga setiap harinya bisa berregenerasi. Ini dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan kesehatan tubuh.    
Sering kali proses ini akan mengalami kegagalan. Material genetik sel (DNA) bisa saja rusak dan berubah, memproduksi gen mutasi yang berakibat buruk pada pertumbuhan sel. Jika ini terjadi, sel tidak dapat mati saat dibutuhkan dan sel baru tidak terbentuk maka inilah asal muasal terjadinya kanker.
B.       Jenis-jenis kanker:
  1. Kanker pada kulit

    Kanker kulit paling sering terjadi pada orang-orang yang berkulit cerah dan yang sering berjamur di bawah terik matahari. Biasanya kanker ini timbul pada tempat-tempat yang paling terkena sinar matahari, terutama: telinga, tulang pipi, pelipis, hidung, dan bibir.

    Penyakit ini terdiri atas berbagai bentuk. Biasanya mulai terjadi sebagai suatu cincin kecil dengan warna seperti mutiara dan disertai sebuah lubang di tengahnya. Kebanyakan kanker
    kulit tidak berbahaya jika diobati pada saat yang tepat dan tidak diperlukan operasi bedah untuk menanganinya.
  2. Kanker Payudara

    Penyakit ini cukup sering ditemukan pada
    wanita dan selalu merupakan penyakit yang berbahaya.

    Tanda-tanda
    kanker payudara :
    - Penderita menemukan suatu benjolan di sekitar payudara
    - Payudara menunjukkan suatu lekukan atau cekungan yang tidak wajar (abnormal) atau banyak lekukan kecil-kecil seperti
    jeruk
    - Sering kali terdapat kelenjar getah bening yang membesar tetapi tidak sakit pada ketiak
    - Benjolan tumbuh secara perlahan-lahan
    - Biasanya pada permulaan benjolan tidak sakit atau tidak terasa, baru beberapa waktu kemudian timbul rasa sakit.
  3. Kanker rahim atau indung telur

    Kanker rahim (uterus), leher rahim (
    cervix) atau indung telur (ovarium) paling sering dijumpai pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun. Tanda pertama yang mungkin adalah kekurangan darah (anemia) atau perdarahan pada jalan lahir yang tidak dapat dijelaskan. Selanjutnya ditemukan suatu benjolan yang sakit pada perut.
  4. Kanker kolon

    Jenis kanker yang menyerang
    usus sehingga merusak metabolisme pada sistem pencernaan.
  5. Kanker tulang (Sarcoma)

    Kanker ini terjadi p
    ada tulang, jaringan lemak, otot, dan darah.
  6. Kanker darah (leukimia)

    Berawal dari pertumbuhan darah putih yang tidak normal, leukimia menyerang sistem metabolisme darah sehingga sistem imunitas si penderita menurun drastis.
  7. Lymphoma

    Kanker ini menyerang sel imunitas tubuh.
  8. Kanker ginjal
http://www.freetaskatcampuss.co.cc/